Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Nama : Nadila Danti Lestari
NIM : 202031038
Mata kuliah : Teknik digital
Dosen pengampu : Max Teja Ajie Cipta Widiyanto,S.Kom., M. Kom.
KOMPONEN LISTRIK (ELEKTRONIKA)
Apa itu komponen elektronika? Serta apa saja komponen elektronika tersebut? Mari kita bahas!
Komponen listrik (elektronika) adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika. Setiap
komponen elektronika dibuat dengan nilai dan fungsi yang berbeda berdasarkan
produsen pembuat komponen elektronika tersebut. Komponen elektronika memiliki
fungsi dalam suatu rangkaian elektronika, yaitu sebagai penghambat, penguat,
penghantar, penyaring dan pengendali.
Komponen
elektronika terbagi menjadi dua yaitu, Komponen pasif dan Komponen aktif. Berikut
adalah penjelasannya:
A.
Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dimana pengoperasiannya tidak membutuhkan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif pada umumnya digunakan sebagai pembatas arus, pembagi tegangan, tank circuit dan filter pasif. Komponen-komponen elektronika pasif diantara sebagai berikut:
1.
Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki dua kutup yang
berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Satuan Nilai Resistor (R)
atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Penemu komponen pasif ini yaitu seorang
fisikawan dari Jerman bernama “Georg Simon Ohm”. Bekerja berdasarkan hukum Ohm,
digunakan untuk memperkecil aliran dan tegangan listrik yang dirumuskan dalam
persamaan :
V = I x R atau I = V / R atau R = V / I
Keterangan
:
V
= Tegangan / Voltage yang menyatakan tegangan dalam satuan Volt (V)
I
= Arus / Current yang menyatakan arus
listrik dalam satuan Ampere (A)
R = Hambatan / Resistance yang menyatakan hambatan dalam satuan Ohm (Ω)
*Fungsi
resistor
Fungsi
resistor adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai pembagi arus.
b.
Sebagai penurun tegangan.
c.
Sebagai pembagi tegangan.
d. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain
*Jenis-Jenis
Resitor
Pada
umumnya resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya
yaitu jenis resistor tetap (Fixed Resistor), jenis resistor variabel atau nilai
berubah (Variable Resistor), Thermistor, dan LDR.
Gambar resistor |
a.
Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Fixed
Resistor atau resistor tetap adalah jenis resistor yang memiliki nilai
resistansi atau hambatan yang tetap. Resistor tetap banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika dan berfungsi sebagai pembatas arus dan pembagi tegangan.
Berdasarkan batas kemampuan melewatkan daya tersebut resistor tetap dibagi
dalam beberapa ukuran kapasitas daya yaitu:
1/16
watt, 1/8 watt, 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, 2 watt, 3 watt, 5 watt, 10 watt, 20
watt.
Selain
itu, jenis resistor tetap berdasarkan bahannya dapat diklasifikasikan menjadi
resistor komposisi karbon, resistor film karbon, dan resistor film logam.
Berikut penjelasannya:
Resistor tetap |
1)
Resistor komposisi karbon
Resistor
komposisi karbon terdiri dari unsur resistif yang berbentuk tabung dengan kawat
logam yang terdapat pada kedua ujungnya. Jenis resistor ini terbuat dari
komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai
pengikat atau badannya agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Badan
resistor dilapisi dengan plastik ataupun dicat dengan kode warna yang
disesuaikan dengan nilai resistansinya.
2)
Resistor film karbon
Resistor
film karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama arang atau
karbon. Resistor film karbon terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan
substrat isolator dan dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya bergantung
pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbon yang digunakan
maka semakin rendah resistansinya. Resistor film karbon memiliki kelebihan
yaitu toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan resistor terhadap
suhu jika dibandingkan dengan resistor komposisi karbon. Ukuran jenis resistor
ini dengan beberapa nilai kapasitas daya yaitu 1/16 watt, 1/8 watt, 1/4 watt,
1/2 watt, 1 watt, 2 watt dan 3 watt.
3)
Resistor film logam
Resistor film logam atau biasa sering disebut dengan metal film resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama metal atau logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Bentuk fisik resistor film logam mirip dengan resistor film karbon, hanya saja terdapat perbedaan pada warna dan jumlah gelang warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Resistor ini memiliki kapasitas daya yaitu 1/8 watt, 1/4 watt dan 1/2 watt.
b.
Resistor Nilai Berubah (Variable Resistor)
Variable
Resistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur. Variable
resistor dapat diklasifikasikan menjadi potensiometer, trimpot dan rheostat.
Berikut penjelasannya:
1)
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah-ubah dan diatur dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang terdapat
pada potensiometer. Potensiometer banyak diaplikasikan pada penguat suara atau
amplifier, potensiometer dapat kita memiliki 2 jenis yang berbeda yaitu
potensiometer mono dan potensiometer stereo.
2)
Trimpot atau Trimmer Potensiometer adalah jenis variable resistor yang
fungsinya sama dengan potensiometer, perbedaannya trimpot memiliki ukuran yang
lebih kecil dan tidak memiliki tuas seperti potensiometer. Untuk mengatur nilai
resistansinya, biasanya dibutuhkan suatu alat bantu seperti obeng kecil untuk
dapat memutar porosnya.
3)
Rheostat adalah jenis variable resistor yang dapat beroperasi pada tegangan dan
arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat bahan resistif dan untuk
mengatur nilai resistansinya menggunakan penyapu yang bergerak di bagian atas toroid.
c.
Thermistor (Thermal Resistor)
Thermistor
adalah jenis resistor yang memiliki kepekaan tinggi terhadap suhu atau
temperature, sehingga nilai resistansi dari thermistor dapat ditentukan dan
dipengaruhi oleh suhu atau temperature. Terdapat 2 jenis thermistor yaitu PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
d.
LDR (Light Dependant Resistor)
LDR
adalah jenis resistor yang memiliki kepekaan tinggi terhadap intensitas cahaya
yang diterimanya. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima maka semakin
rendah resistansi resistor tersebut. Fungsi dari LDR adalah menghantarkan arus
listrik jika menerima sejumlah itensitas cahaya (terang) dan menghambat arus
listrik dalam kondisi gelap. Biasanya diaplikasikan ke penerang jalan, lampu
kamar, dan sebagainya.
2.
Kapasitor
Kapasitor
adalah perangkat yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik sementara waktu.
Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F) dan dilambangkan
dengan huruf "C".
Jika
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
C
= Q/V
Keterangan:
C
= Nilai Kapasitansi (F = Farad)
Q
= Muatan elektron (C = Coloumb)
V
= Besar Tegangan (V = Volt)
*Fungsi Kapasitor
Fungsi
Kapasitor adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik (Kapasitansi).
b.
Memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner.
c.
Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya).
d.
Pada arus DC berfungsi sebagai isolator arus listrik.
e.
Menghilangkan bouncing (loncatan api).
*Jenis-jenis
Kapasitor
Jenis-jenis
Kapasitor adalah sebagai berikut :
a.
Kapasitor Fix
Kapasitor
Fix terdiri atas Non Polar dan Polar, berikut penjelasannya:
Gambar kapasitor |
Non
Polar
Non
Polar adalah Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika
didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri
dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor
Keramik. Berikut penjelasannya:
1)
Kapasitor Kertas (Paper Capacitor) adalah kapasitor yang isolatornya terbuat
dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf
sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang
bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
2) Kapasitor Mika (Mica Capacitor) adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
3)
Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor) adalah kapasitor yang isolatornya
terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat
dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah).
4)
Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor) adalah kapasitor yang isolatornya terbuat
dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor keramik
tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam
rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara
1pf sampai 0.01µF.
Polar
Polar
adalah Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan
Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte
Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum. Berikut penjelasannya:
1)
Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor) adalah kapasitor yang bahan isolatornya
terbuat dari elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk tabung atau silinder.
Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada
Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi.
Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan
microfarad (µF).
2) Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan isolatornya juga berasal dari elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe kapasitor elektrolit yang lainnya serta memiliki kapasitansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil.
b.
Kapasitor Variable
Kapasitor
Variable adalah Kapasitor yang nilainya dapat diatur. Secara fisik kapasitor
ini terdiri dari dua macam yaitu :
1)
Varco adalah singkatan dari Variable Condensator, yang terbuat dari Logam
dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih
Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan
Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF.
2) Trimmer adalah Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune), nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
3.
Induktor
Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai pengatur frekuensi, filter dan juga
sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau coil banyak ditemukan pada peralatan
atau rangkaian elektronika yang berkaitan dengan frekuensi seperti Tuner untuk
pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Induktansi
Induktansi
adalah efek dari medan magnet yang terbentuk di sekitar indukor yang bersifat
menahan perubahan arus sehingga menjaga arus tetap konstan.
Nilai
Induktansi pada Induktor atau coil tergantung pada 4 faktor,:
a. Diameter
Induktor : Semakin besar diameternya maka nilai induktansinya semakin tinggi.
b. Jumlah
Lilitan dimana : Semakin banyak jumlah lilitannya maka semakin tinggi nilai
induktansinya.
c. Permeabilitas
Inti yaitu bahan Inti juga mempengaruhi induktansi (ferrit, besi dan inti
udara).
d. Ukuran
Panjang Induktor : Semakin panjang induktor maka semakin kecil nilai
induktansinya.
*Fungsi
induktor
Fungsi
dari induktor adalah sebagai berikut :
a.
Pengatur frekuensi.
b.
Pelipat tegangan.
c.
Sebagai kopel (penyambung).
d.
Sebagai filter pada rangkaian frekuensi radio.
e.
Menyimpan energi dalam medan magnet.
*Jenis-Jenis
Induktor
Induktor
terdiri dari beberapa jenis, perbedaan jenis – jenis induktor tersebut
didasarkan pada bentuk serta bahan yang dipakai untuk membuat inti induktor.
1) Iron Core Inductor merupakan jenis induktor yang mempunyai inti dengan bahan besi. Besarnya inti besi yang dipakai pada sebuah induktor yang sangat bermacam – macam tergantung kebutuhan.
Iron core inductor |
2) Air Core Inductor merupakan jenis induktor yang memakai inti dengan bahan udara. Induktor jenis ini bisa disebut juga dengan induktor tanpa inti.
Air core inductor |
3)
Ferrite Core Inductor merupakan jenis induktor yang memakai inti berbahan
ferit. Induktor yang satu ini banyak ditemui di rangkaian – rangkaian
elektronika yang cukup rumit.
Ferrite core inductor |
4)
Torroidal Core Inductor merupakan jenis induktor yang mempunyai bentuk
melingkar atau O seperti bentuk cincin atau bentik donat. Induktor jenis ini
biasanya ada pada rangkaian televisi.
Torroidal core inductor |
5)
Laminated Core Induction merupakan jenis induktor dengan inti yang terdiri dari
beberapa jenis logam. Beberapa jenis logam tersebut disambung secara paralel
dengan sekat berbahan isolator.
Laminated core inductor |
6)
Variable Inductor merupakan jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi
bisa diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini memakai
bahan ferit.
Variable inductor |
4.
Transformator
Transformator
merupakan suatu komponen pasif dengan 4 (empat) atau lebih ujung pada 2 (dua)
bagian yang disebut bagian primer dan sekunder. Transformator digunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik pada primer menjadi tegangan bolak-balik pada
sekunder, dengan menggunakan prinsip fluks magnetik. Tranformator juga
digunakan untuk transformasi impedansi (Haris, 2015).
Secara
umum transformator terbagi menjadi, kumparan primer (Np) adalah tempat
memasukkan tegangan mula-mula, kumparan sekunder (Ns) adalah tempat
dialirkannya tegangan hasil, inti besi terbuat dari bahan lapisan plat dinamo
yang disusun secara berlapis.
Gambar transformator dan simbol |
Rumus
Transformator :
Vp/Vs
= Np/Ns
Ket
:
Vp
= Tegangan dalam kumparan primer
Vs
= Tegangan dalam kumparan sekunder
Np
= Banyaknya lilitan dalam kumparan primer
Ns
= Banyaknya lilitan dalam kumparan sekunder
*Fungsi
Transformator
a. Distribusi serta transmisi listrik
b. Rangkaian listrik
c. Rangkaian pengatur frekuensi
*Jenis – jenis Transformator
Terdapat
beberapa jenis transformator, diantaranya ialah sebagai berikut :
Transformator |
a.
Jenis trafo berdasarkan level tegangan
1)
Step Up adalah Jenis transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan AC
atau menaikkan level tegangan arus bolak-balik dari rendah ke yang lebih
tinggi. Pada trafo Step Up, jumlah lilitan kumparan sekunder jauh lebih banyak
dibanding jumlah kumparan primer (Np < Ns).
2)
Trafo Step Down adalah Jenis transformator yang digunakan untuk menurunkan
tegangan AC atau menurunkan taraf level tegangan bolak-balik dari taraf tinggi
ke yang lebih rendah. Pada trafo Step Down, jumlah lilitan kumparan primer jauh
lebih banyak dibanding jumlah kumparan sekunder (Np > Ns).
3)
Autotransformator adalah Trafo yang hanya mempunyai satu jumlah lilitan, dalam
trafo autotransformator sebagian lilitan primer juga disebut sebagai lilitan
sekunder. Dalam lilitan, arus sekunder selalu menghadap kepada arus primer. Keuntungan
menggunakan transformator ini adalah bentuknya yang kecil tetapi performa yang
dihasilkan lebih bagus jika dibandingkan dengan trafo yang memiliki jumlah dua
lilitan.
b.
Jenis trafo berdasarkan bahan inti
Jenis trafo berdasarkan bahan inti yang
digunakan Trafo mentransfer energi listrik dengan cara menghantarkan medan
elektromagnetik melewati inti trafo. Perbedaan bahan inti yang digunakan
menyebabkan perbedaan medan magnet yang dihasilkan dari proses induksi.
Berdasarkan bahan inti, terdapat beberapa jenis bahan yang digunakan antara
lain:
1) Trafo inti udara adalah jenis trafo yang
inti udara tidak memiliki inti apapun. Trafo inti udara tidak menggunakan bahan
apapun sebagai inti. Jadi proses induksi medan magnet hanya merambat melalui
medium udara sepenuhnya. Trafo ini memiliki kelemahan di mana induksi listrik
yang dihasilkan lebih lemah jika dibanding dengan trafo berinti besi atau
ferrite.
2) Trafo inti besi adalah Jenis trafo yang inti besinya terdiri dari plat-plat tipis, trafo inti besi menggunakan plat-plat berbahan besi lunak sebagai intinya. Bahan besi lunak tersebut dicampur dengan magnet, sehingga medan magnet terinduksi lebih kuat. Sementara itu, tingkat efisiensi trafo juga meningkat. Plat-plat besi yang digunakan sebagai inti, memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Di pasaran, terdapat beberapa bentuk seperti E, I, U, L, dan sebagainya.
3) Trafo inti ferrite, Trafo ini
menggunakan ferrite sebagai intinya karena memiliki daya tembus magnet yang
tinggi. Trafo berinti ferrite lebih banyak digunakan pada peralatan elektronik
daripada elektrik. Ferrite ini disarankan digunakan pada trafo yang menangani
listrik berfrekuensi tinggi seperti pada Switch Mode Power Supply (SMPS),
rectifier transfomator (trafo penyearah), dan sebagainya. Trafo inti ferrite
juga memiliki bentuk dan ukuran yang beragam dan umumnya inti ferrite berbentuk
seperti huruf E.
4) Trafo toroid, Trafo toroid menggunakan
bahan besi atau ferrite sebagai intinya. Trafo ini memiliki bentuk seperti
toroid, ada juga yang menganggap bentuknya seperti donat sehingga disebut juga
trafo donat. Trafo ini memiliki keunggulan di mana kemampuan induksinya sangat
tinggi dan kemungkinan terjadinya kebocoran induktansi sangat kecil. Trafo ini
biasanya digunakan pada rangkaian amplifier dan power supply.
c. Jenis trafo berdasarkan
penggunaannya
Trafo memiliki banyak sekali jenis
termasuk dalam hal penggunaannya. Walaupun pada listrik elektronik maupun
elektrik trafo hanya berguna untuk menaikkan atau menurunkan tegangan, tetapi
masing-masing trafo juga memiliki fungsi spesifiknya. Penggunaan trafo saat ini
antara lain :
1. Trafo pada sistem transmisi energi
listrik
Di dunia transmisi energi listrik, trafo
menjadi bagian vital yang tak terpisahkan. Terdapat setidaknya 3 jenis trafo
yang berperan dalam sistem transmisi energi listrik yaitu trafo daya, trafo
pengukuran, dan trafo distribusi. Berikut penjelasannya :
· -Trafo daya, Jenis
trafo daya berfungsi menaikkan tegangan dari generator. Trafo daya memiliki
ukuran yang besar dan digunakan untuk mengirim energi listrik hingga ke gardu
listrik. Trafo ini berperan sebagai penghubung antara generator dengan jaringan
distribusi utama listrik. Prinsip utama dari trafo daya yaitu mengubah tegangan
rendah berarus tinggi menjadi tegangan tinggi berarus rendah. Hal ini untuk
meminimalisir kehilangan daya pada sistem distribusi daya listrik, sehingga
lebih efisien.
· -Trafo distribusi, Jenis
trafo distribusi berfungsi menurunkan tegangan menuju rumah penduduk. Trafo
distribusi digunakan sebagai tahap akhir pada sistem distribusi energi listrik.
Trafo ini berfungsi untuk mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah
yaitu 220 V sehingga dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk. Trafo ini ada
yang satu phase atau tiga phase.
-Trafo pengukuran, Jenis trafo pengukuran berfungsi mengukur daya listrik. Trafo pengukuran seringkali disebut sebagai trafo instrumen. Trafo ini berfungsi untuk mengukur peralatan pada sistem daya listrik. Listrik yang melewati kumparan primer kemudian diinduksikan ke kumparan sekunder untuk diubah ke tegangan dan arus yang lebih kecil agar dapat dihitung.
2.
Trafo isolasi
Trafo
isolasi memiliki fungsi utama sebagai pengaman. Trafo ini digunakan untuk
memisahkan peralatan atau beban listrik dari sumber listrik. Trafo isolasi
dapat diumpamakan sebagai jembatan. Listrik dari sumber yang mengalir pada
kumparan primer akan diinduksikan ke kumparan sekunder dapat digunakan oleh
peralatan-peralatan listrik. Semua trafo isolasi memiliki perbandingan jumlah
lilitan yang sama yaitu 1:1 antara kumparan primer dan sekundernya sehingga
tegangan primer sama dengan tegangan sekunder.
3.
Trafo matching
Jenis
trafo matching berfungsi menyeimbangkan impedansi rangkaian amplifier. Trafo
matching adalah jenis lain dari trafo yang umum digunakan pada perangkat
elektronik. Trafo ini khusus digunakan pada perangkat audio yang membutuhkan
penyetelan impedansi. Trafo matching dapat menyeimbangkan impedansi pada
rangkaian amplifier dengan komponen-komponen lainnya. Hal ini akan membuat
kualitas audio yang dihasilkan amplifier akan semakin jernih.
*Jenis
lainnya :
1)
Transformator Autotransformator, variabel ini sama seperti trafo biasa. Perbedaannya
sadapan tengahnya dapat diubah – ubah sehingga memberikan perbandingan antara
lilitan primer dan lilitan sekunder yang berubah – ubah.
2)
Transformator Isolasi mempunyai lilitan sekunder yang jumlahnya sama dengan
jumlah lilitan primer sehingga tegangan sekunder dan primernya pun sama. Namun
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Trafo isolasi memiliki fungsi sebagai isolasi antara
dua kalang. Pada penerapan audio, trafo isolasi ini telah banyak digantikan
dengan kopling katalisator.
3)
Transformator Pulsa merupakan jenis transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Trafo ini memakai material inti yang cepat
jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, flux magnet akan
berhenti berubah. Oleh karena GGL induksi yang ada pada lilitan sekunder hanya
terbentuk apabila terjadi perubahan flux magnet, trafo hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh. Yakni ketika arus pada lilitan primer berbalik
arah (berubah polaritasnya).
4)
Transformator Tiga Fase adalah trafo jenis biasa pada elektronika yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain untuk beroperasi dengan arus primer
dan sekundernya. Lilitan primer pada trafo ini biasanya dihubungkan secara
bintang (Y) dan lilitan sekundernya dihubungkan secara delta. Pada umumnya,
lambang arus primer ialah (Y) dan arus sekunder adalah (Δ).
5)
Transformator CT ialah trafo yang memiliki dua gulungan sekunder yang sama dan
terhubung secara seri. Atau dapat dikatakan transformator yang mempunyai
gulungan sekunder yang dibuat terminal sambungan tepat pada titik tengah
gulungannya. Oleh karena itu, trafo ini disebut dengan trafo Center Tap (CT).
Trafo CT mempunyai fungsi untuk membuat rangkaian power supply simetris
gelombang penuh.
6)
Transformator Non CT adalah kebalikan dari trafo CT. Trafo jenis ini umumnya
digunakan pada power supply tipe non simetris. Output yang dihasilkan oleh
trafo non CT ini hanya memakai dua kutub, yakni kutub positif dan kutub
negatif. Pada trafo non CT ini tidak ditemukan tulisan CT pada terminalnya,
sehingga mudah dibedakan dengan trafo CT.
7)
Transformator Daya sering digunakan di stasiun pembangkit listrik ataupun gardu
transmisi. Biasanya, trafo daya mempunyai tingkat insulasi yang tinggi. Trafo
ini termasuk trafo yang berukuran besar. Fungsi dari transformator daya umumnya
digunakan dalam aplikasi transfer daya tinggi dimana dayanya bisa mencapai 33
KV.
8)
Transformator Distribusi berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari
pembangkit listrik ke perumahan ataupun pada lokasi industri.
9)
Transformator Arus berfungsi untuk mengubah atau mengkonversikan arus primer
yang memiliki nilai arus yang besar. Umumnya, nilai arus primer ini berkisar
sekitar puluhan hingga ribuan ampere. Arus primer dikonversikan menjadi arus
sekunder yang memiliki nilai yang rendah, yaitu 1A atau 5A sesuai dari aplikasi
yang diperlukan.
B.
Komponen Aktif
Komponen
aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya membutuhkan
sumber tegangan atau sumber arus dari luar. Ada banyak tipe komponen aktif yang
digunakan dalam rangkaian atau sitem elektronika. Secara umum komponen aktif
dibangun menggunakan bahan semi konduktor yang didesain sedemikian rupa sehingga
memiliki fungsi, nilai dan kapasitas sesuai kebutuhan yang diinginkan. Beberapa
contoh komponen aktif adalah sebagai berikut:
1.
Dioda
Diode
adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda
terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
*Fungsi
dioda
Fungsi
dioda adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai penyerah arus.
b.
Sebagai catu daya.
c.
Sebagai penyaring atau pendeteksi.
d.
Untuk stabilisator tegangan.
e.
Pengganda suatu tegangan
f.
Untuk sebuah indikator
g.
Sebagai alat sensor cahaya dan panas
*Jenis-jenis dioda
Jenis-jenis dioda diantaranya adalah :
Simbol dioda |
1)
Dioda Biasa atau Dioda Penyearah (Rectifier) yang umumnya terbuat dari Silikon
dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
Fungsi dioda penyearah ini adalah sebagai sensor suhu, sebagai penyearah arus
atau sinyal AC, alat pemotong level, penurun tegangan, pengaman polaritas yang
sangat terbalik dalam input DC.
2)
Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut
sering disebut dengan Tegangan Zener. Dioda jenis ini juga dapat mengalirkan
suatu arus listrik ke arah yang berlawanan
3)
LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik. Dioda ini mempunyai fungsi lain seperti buat
sebuah transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam jarak tertentu, sebagai
penggandeng rangkaian suatu elektronik yang terisolir secara total.
4)
Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor. Seperti sensor alarm, pengukur cahaya, dan pembacaan
pita berlubang.
5)
Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi
sebagai pengendali .
6)
Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda
Laser sering disingkat dengan LD. Biasanya digunakan pada CD dan DVD.
7)
Dioda Varactor ini juga banyak dan sering sekali dipakai pada pesawat penerima
radio ataupun televisi pada bagian pengaturan suara atau audio.
)
PIN Diode ada sebuah area semikonduktor intrinsic (tanpa doping) yang terleatak
antara P dan N junction. Efek dari penambahan area intrinsic tersebut yaitu,
dengan melebarnya area deplesi yang membatasi pergerakan elektron dan dipakai
buat suatu aplikasi pensinyalan (switching).
9)
Dioda Gunn merupakan salah satu jenis diode yang gak mempunyai PN Junction,
melainkan cuma terdiri dari 2 elektroda saja Dioda jenis Gunn ini, bisa kamu
pakai buat menghasilkan sinyal gelombang mikro.
10)
Baritt diode, BARITT (Barrier Injection Transit Time) Diode merupakan suatu
jenis diode yang bekerja dengan sebuah prinsip emisi termionik. Dioda Baritt
dipakai supaya bisa memproduksi sinyal gelombang mikro dengan level derau yang
rendah.
11)
Dioda Tunnel yaitu salah satu bentuk dari dioda yang bekerja memanfaatkan salah
satu fenomena mekanika kuantum yaitu tunneling. Tunnel junction ini juga
dipakai sebagai salah satu komponen pada osilator, penguat, atau pencampur
sinyal, terutama karena kecepatannya yang bereaksi terhadap perubahan tegangan.
12)
Dioda jenis PN Junction ini yaitu salah satu bentuk dari diode yang umum
dipakai di pasaran (disebut juga diode generik), yang sering dipakai terutama
sebagai penyearah arus.
13)
Dioda Backwar mempunyai karakter seperti tunnel, bedanya ada pada suatu sisi
yang diberi doping lebih rendag dibanding sisi yang berlawanan. Perbedaan
profil doping ini bisa membuat backward diode punya karakter tegangan arus yang
sama pada suatu kondisi reverse dan forward.
14)
Dioda Step Recovery, Bagian semikonduktor pada dioda ini juga punya level
doping yang secara gradual menurun dengan titik terendah di junction.
Modifikasi ini, bisa mengurangi waktu switching karena pada muatan yang ada
pada daerah junction lebih sedikit. Aplikasi dari semikonduktor ini, ada pada
bagian alat – alat elektronik frekuensi radio.
15)
Dioda Bridge yaitu sebuah komponen yang berisi 4 buah dioda yang berguna buat
mengatur arah polaritas DC yang keluar dari kaki DC supaya gak terjadi
pembalikan fase, saat sumber arus listrik AC dibalik atau ditukar. Didalam
sebuah dioda Bridge, ada 4 buah terminal diantaranya yaitu 2 buah terminal AC
sebagai input sumber arus. Sedangkan, 2 kaki lainnya yaitu arus DC positif dan
negatif.
Bermacam dioda |
2. Transistor
Transistor |
Transistor
merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan
Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik
modern ini.
*Fungsi
Transistor
Fungsi
dari Transistor adalah sebagai berikut :
a.
Dipakai sebagai penguat arus.
b.
Sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
c.
Stabilisasi tegangan.Modulasi sinyal.
d.
Penyearah
*Jenis-jenis
Transistor
Jenis-jenis
Transistor adalah sebagai berikut:
Transistor
terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base atau Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K).
Berdasarkan
strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN.
Simbol NPN dan PNP |
· - NPN merupakan singkatan
dari Negatif-Positif-Negatif
· - PNP adalah singkatan dari
Positif-Negatif-Positif.
a.
Transistor Bipolar (BJT)
Transistor
Bipolar yaitu salah satu transistor yang memiliki struktur dan prinsip kerja
tertentu, yakni membutuhkan perpindahan muatan pembawanya yang mana merupakan
elektron pada kutub negatif guna mengisi kekurangan pada elektron yang ada pada
kutub positif. Jenis transistor yang satu ini sering disebut sebagai BJT, yaitu
Bipolar Junction Transistor.
Transistor
BJT juga dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1)
Transistor NPN adalah transisor yang membutuhkan arus
listrik yang transistor npn tergolong kecil. Sedangkan tegangan positif yang
ada pada terminal dasar yang digunakan sebagai pengendali tegangan dan arus
listrik yang bersumber dari kolektor menuju emitor justru lebih besar. Contoh Transistor
bc547, Transistor 2n2222.
2)
Transistor PNP
Transistor
pnp memakai arus listrik yang kecil. Sedangkan pada tegangan negatif yang ada
di terminal dasar digunakan untuk mengontrol tegangan dan aliran listrik dari
emitor menuju kolektor lebih besar. Contohnya adalah Transistor 2n5401, Transistor
2n3906
b.
Field-Effect Transistor (FET)
Komponen yang satu ini juga disebut sebagai Transistor Efek Medan atau Unipolar karena hanya membutuhkan salah satu muatan pembawa. Jenis transistor ini memanfaatkan aliran listrik untuk mengontrol tingkat konduktifitas. Dalam hal ini, medan listrik yang dimaksud yakni tegangan listrik di terminal G, yang mana berperan sebagai pengontrol tegangan dan aliran listrik dari terminal D menuju terminal S.
c.
Single Electron Transistor
Single
Electron Transistor (Transistor Elektron Tunggal) adalah transistor yang dapat
merekam sinyal dengan satu atau sejumlah kecil elektron. Dengan perkembangan
teknologi etsa semikonduktor, integrasi sirkuit terpadu skala besar menjadi
lebih tinggi dan lebih tinggi lagi dari nilai sebelumnya.
d.
Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)
Insulated
Gate Bipolar Transistor (Transistor Bipolar Gerbang Terisolasi) merupakan
transistor dengan keunggulan penggabungan teknologi Giant Transistor-GTR dan
Power MOSFET.
Insulated
Gate Bipolar Transistor Ini memiliki karakter yang flexibel untuk digunakan di
berbagai aplikasi. IGBT juga mempunyai perangkat tiga terminal yakni gerbang,
kolektor dan emitor.
e.
Giant Transistor (GTR)
Giant
transistor atau GTR adalah transistor sambungan bipolar (BJT) khusus untuk
tegangan tinggi dan arus tinggi. Perangkat ini seringkali disebut dengan BJT
daya. Transistor ini memiliki karakteristik switching yang baik, daya penggerak
yang tinggi, tetapi sirkuit penggeraknya rumit.
3. IC (Integrated Circuit)
Komponen
Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor,
Resistor dan komponen lainnya yang di integrasi menjadi sebuah Rangkaian
Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga
bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki
(terminal). IC Pertama kali ditemukan pada tahun 1958 oleh salah satu karyawan
Texas Instrument bernama “Jack Kilby”, kemudian dikembangkan oleh “Robert
Noyce”.
Simbol IC |
*Fungsi
IC
Fungsi
dari IC adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai pembalik dan pemantap atau untuk mendeteksi taraf dan membentuk kembali
pulsa-pulsa yang buruk pada bagian tepinya (membentuk sinyal kotak).
b.
Penguat.
c.
Switching.
d.
Media penyimpanan.
*Jenis
IC (Integrated Circuit)
Jenis
IC secara umum diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
IC TTL (Integrated Circuit Transistor Transistor Logic)
IC TTL |
IC
TTL adalah IC yang banyak digunakan di sirkuit digital karena menggunakan
sumber tegangan yang relatif rendah antara 4,75 volt dan 5,25 volt. IC TTL
dibangun menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya
digunakan untuk berbagai variasi logika, sehingga disebut sebagai transistor.
Komponen
utama IC TTL adalah beberapa transistor yang digabungkan menjadi dua status (ON
/ FF). Berbagai fungsi logika dapat dilakukan dengan mengontrol keadaan ON /
OFF dari transistor pada IC digital. Ada tiga fungsi logika dasar yaitu AND, OR
dan NOT.
b.
IC CMOS (IC Complementary Metal Oxide Semiconductor)
IC CMOS |
Sebenarnya
antara IC TTL dan IC CMOS memiliki pengertian sama, hanya ada beberapa
perbedaan. Ketika menggunakan CMOS IC, konsumsi energi yang diperlukan sangat
rendah dan memungkinkan pemilihan tegangan sumber yang jauh lebih lebar antara
3 V dan 15 V. Level switching CMOS adalah fungsi dari tegangan sumber. Semakin
tinggi sumber tegangan, semakin tinggi status isolasi tegangan “1” dan “0”.
Kelemahan
sirkuit CMOS terintegrasi seperti kemungkinan kerusakan komponen akibat
elektrostatik dan harganya lebih mahal. Perhatikan bahwa semua input CMOS harus
di-ground atau terhubung ke sumber tegangan.
Jenis-jenis
IC (Integrated Circuit) Berdasarkan fungsi
Jenis-jenis
IC berdasarkan fungsi ada tiga jenis, yaitu IC linear, IC digital, IC Mixed.
Berikut penjelasannya :
1) IC Linear (Analog) adalah jenis IC yang hanya dapat beroperasi pada sinyal yang berbentuk gelombang kontinu. IC Linear atau dapat disebut juga dengan Integrated Circuit Analog mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai Penguat daya (Power Amplifier), Penguat sinyal Mikro (Microwave Amplifier), Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier), Regulator tegangan (Voltage Regulator), Voltage Comparator, Multiplier, Penerima frekuensi radio (Radio Receiver), Penguat sinyal (Signal Amplifier), Penguat operasional (Operational amplifier / Op Amp)
IC linear |
2)
IC Digital merupakan komponen IC yang paling banyak digunakan untuk peralatan
kalkulator, komputer dan sistem kontrol elektronik. Pada umumnya IC digital
adalah IC dengan rangkaian switch yang tegangan input dan output-nya hanya
memiliki 2 level yaitu tinggi dan rendah. Selain itu IC digital juga berkaitan
dengan kode binary yang dilambangkan dengan angka 1 dan 0. IC digital mempunyai
beberapa fungsi, yaitu sebagai Memory, Clock, Microprocessor (Mikroprosesor), Microcontroller,
Flip-flop, Gerbang Logika (Logic Gates), Timer, Counter, Multiplexer, Calculator.
IC digital |
3)
Mixed IC adalah gabungan fungsi IC analog dan digital ke dalam satu kemasan
atau komponen. Pada umumnya, Mixed IC berfungsi sebagai komponen yang dapat
mengkonversikan sinyal digital menjadi analog (D/A Converter) ataupun
sebaliknya (A/D Converter).
Mixed IC |
Klasifikasi
IC
Terdapat
banyak sekali jenis Integrated Circuit (IC) pada sebuah rangkaian elektronika.
Beberapa pakar mengklasifikasikan varian varian Integrated Circuit menjadi
beberapa bagian. Diantara klasifikasi klasifikasi yang ada pada IC adalah
sebagai berikut.
a.
IC (Integrated Circuit) Berdasarkan Jumlah Komponen
1) SSI adalah singkatan dari “Small-scale integration”adalah jenis yang mempunyai skala kecil, yaitu hanya terdiri dari beberapa transistor didalamnya.
SSI |
2)
LSI adalah singkatan dari “large scale integration”. Transistor yang dimiliki
terdiri dari ribuan yang saling berpadu di satu komponen kecil. Kapabilitasnya
lebih besar sehingga mampu mengerjakan task dan command lebih efektif.
LSI |
3)
VLSI adalah singkatan dari “very large scale” yaitu yang memiliki transistor
hingga puluhan dan ratusan ribu. Ini merupakan IC yang hadir di era komputer
awal. Alat elektronik membutuhkan kapasitas processing lebih tinggi sehingga
komponen IC harus di upgrade. Hasilnya, transistor bertambah dan lebih banyak
berkali lipat dari sebelumnya.
VLSI |
4)
ULSI (Ulta Large Scale Integration), Tipe selanjutnya adalah ultra yaitu jutaan
transistor. IC seperti ini juga berkembang dengan puluhan juta bahkan milyaran
transistor di satu chip. Jumlah komponen di IC juga terkait dengan klasifikasi
IC berdasar Package. Untuk yang komponen sedikit, bentuknya sederhana seperti
single line. Untuk yang kompleks hingga jutaan, bentuk package dapat dibuat
quad yang berbentuk persegi.
ULSI |
5)
MSI atau disingkat “Medium-scale” integration ini terdiri dari ratusan
transistor didalam sebuah kemasan IC. IC yang mempunyai skala menengah ini
dikembangkan pada tahun 1960-an dan lebih ekonomis dibandingkan dengan IC
Small-scale integration (SSI). Pada umumnya, IC MSI dapat menampung 100 sampai
3.000 komponen elektronik didalamnya.
MSI |
b.
IC (Integrated Circuit) Berdasarkan Teknik Pembuatan
1)
Monolithic merupakan jenis IC yang mengintegrasikan komponen pasif dan aktif
pada satu chip tunggal dengan silicon sebagai bahan semikonduktornya. Biasanya
diaplikasikan pada rangkaian seperti televisi, regulator, amplifier dan
sebagainya.
2)
Thick film dan thin film IC dimana yang tersedia hanya komponen pasif. Tipe ini
membutuhkan IC lain yang berisi komponen aktif. Dengan cara terpisah, fungsi
lebih fleksibel. perbedaan dari Thin Film IC dan Thick Film IC hanya terletak
pada proses pembentukan komponen pasifnya. Thin Film IC menggunakan teknik
penguapan (katoda sputtering), sedangkan pada Thick Film IC menggunakan teknik
sablon.
3)
IC Hybrid atau Multi-Chip adalah gabung monolithic dan thick film di satu
board. Ini merupakan IC untuk berbagai kebutuhan baik khusus maupun umum. Satu
IC terdiri dari beberapa komponen yang terintegrasi.
c.
IC (Integrated Circuit) Berdasarkan Package
1)
SIP (Single In-line Packages) merupakan paket chip dari IC yang hanya berisi
satu baris pin koneksi. Jenis ini juga dapat di disebut dengan paket inline pin
tunggal.
SIP |
2)
DIP (Dual In-line Packages) merupakan paket chip dengan bentuk persegi panjang
dan mempunyai dua deret pin paralel sebagai penghubung listrik. Penempatan DIP
biasanya melalui lubang yang terpasang pada papan sirkuit tercetak (PCB) atau
dimasukkan ke dalam soket. IC DIP ini ditemukan oleh Bryant Rogers, Don Forbes
dan Rex Rice dari Fairchild R&D pada tahun 1964.
DIP |
3)
IC SOP (Small Outline Packages) pada dasarnya mempunyai kesamaan dengan tipe
DIP (Dual In-line Packages). Perbedaanya hanya pada bentuknya saja, IC SOP
memiliki fisik yang ramping dan tipis. Penempatan IC SOP biasanya terpasang
pada sisi layer bagian bawah PCB.
SOP |
4) QFP (Quad Flat Packages) merupakan paket IC yang permukaanya mempunyai pin yang membentang menyerupai sayap dari keempat sisinya. Pin yang tedapat pada IC QFP umumnya terdiri dari 32 sampai dengan 304 pin dengan ukuran yang kecil. Selain itu IC QFP mempunyai dua variasi, seperti Low Quad Flat Packages dan Thin Quad Flat Packages.
5)
IC BGA (Ball Grid Arrays) merupakan jenis paket yang mempunyai berbentuk
lingkaran. IC BGA ini biasa dipasang pada perangkat elektronik secara permanen
seperti mikroprosesor. IC BGA mempunyai banyak pin yang dapat terkoneksi
dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain itu, kinerja dari IC ini lebih baik
dan berkecepatan tinggi.
BGA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar