Selasa, 20 Juni 2023

Nadila Danti Lestari - Menjawab Level 2 Nomor 14 dan 15

 Nama : Nadila Danti Lestari

NIM    : 202031038

Kelas    : G

Mata kuliah : Teknik Kompilasi


Menjawab soal level 2 pada nomor 14 dan 15 

14. Apa saja metode yang dipakai untuk mengirimkan parameter pada teknik kompilasi, jelaskan masing-masing metode tersebut dengan studi kasus

Jawab:

Dalam konteks teknik kompilasi, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengirimkan parameter antara pemanggilan dan pemanggil fungsi. Berikut ini adalah beberapa metode yang umum digunakan:

1. Penyampaian dengan Nilai (Pass-by-Value):

   Metode ini mengirimkan nilai parameter ke fungsi pemanggil dengan menyalin nilainya ke dalam lokasi memori yang baru. Dalam hal ini, perubahan pada parameter dalam fungsi pemanggil tidak akan mempengaruhi nilai asli parameter di luar fungsi.

   Contoh:

   ```

   void changeValue(int x) {

       x = 10;

   }

   int main() {

       int num = 5;

       changeValue(num);

       // Nilai num tetap 5 karena metode pass-by-value

       return 0;

   }

   ```

2. Penyampaian dengan Referensi (Pass-by-Reference):

Metode ini mengirimkan referensi atau alamat dari parameter ke fungsi pemanggil. Dengan demikian, perubahan pada parameter dalam fungsi akan mempengaruhi nilai asli parameter di luar fungsi.

   Contoh:

   ```

   void changeValue(int& x) {

       x = 10;

   }

  

   int main() {

       int num = 5;

       changeValue(num);

       // Nilai num berubah menjadi 10 karena metode pass-by-reference

       return 0;

   }

   ```

3. Penyampaian dengan Pointer (Pass-by-Pointer):

Metode ini mengirimkan pointer yang berisi alamat dari parameter ke fungsi pemanggil. Dalam fungsi, parameter dapat diakses melalui dereferensi pointer, dan perubahan pada parameter akan mempengaruhi nilai asli parameter di luar fungsi.

   Contoh:

   ```

   void changeValue(int* x) {

       *x = 10;

   }

   

   int main() {

       int num = 5;

       changeValue(&num);

       // Nilai num berubah menjadi 10 karena metode pass-by-pointer

       return 0;

   }

   ```

Metode yang digunakan untuk mengirimkan parameter bergantung pada bahasa pemrograman yang digenean dan kebutuhan spesifik dari program yang dikembangkan.Sebagai tambahan, berikut adalah beberapa metode tambahan yang dapat digunakan dalam beberapa bahasa pemrograman:

4. Penyampaian dengan Nilai-Konstan (Pass-by-Value/Pass-by-Value-Constant):

   Metode ini mirip dengan penyampaian dengan nilai, tetapi digunakan khusus untuk parameter konstan yang tidak dapat diubah dalam fungsi. Ini memastikan bahwa parameter konstan tetap tidak dapat diubah di dalam fungsi.

   Contoh (C++):

   ```

   void printValue(const int x) {

       // x tidak dapat diubah di dalam fungsi

       cout << x << endl;

   }

  

   int main() {

       int num = 5;

       printValue(num);

       return 0;

   }

   ```

5. Penyampaian dengan Nilai Default (Default Parameter Value):

   Metode ini memungkinkan penggunaan nilai default untuk parameter jika tidak ada nilai yang diberikan saat pemanggilan fungsi. Hal ini membantu menghindari kesalahan saat memanggil fungsi dengan jumlah argumen yang kurang.

   Contoh (Python):

   ```

   def greet(name="Anonymous"):

       print("Hello, " + name + "!")

  

   greet()  # Output: Hello, Anonymous!

   greet("John")  # Output: Hello, John!

   ```

6. Penyampaian dengan Jumlah Variabel (Variable Arguments):

   Metode ini memungkinkan fungsi menerima jumlah variabel parameter yang tidak pasti. Dalam beberapa bahasa pemrograman, seperti C/C++, dapat digunakan variabel argumen (variadic arguments) dan manipulasi berdasarkan list atau array.

   Contoh (C++):

   ```

   #include <iostream>

   #include <cstdarg>

  

   int sum(int count, ...) {

       va_list args;

       va_start(args, count);

  

       int total = 0;

       for (int i = 0; i < count; i++) {

           int num = va_arg(args, int);

           total += num;

       }

  

       va_end(args);

       return total;

   }

  

   int main() {

       int result = sum(4, 1, 2, 3, 4);

       std::cout << result << std::endl;  // Output: 10

       return 0;

   }

   ```

Metode-metode ini merupakan contoh umum yang digunakan dalam berbagai bahasa pemrograman. Namun, ada perbedaan dalam implementasi dan istilah yang digunakan tergantung pada bahasa pemrograman yang digunakan.


15. Salah satu peran pengurai dalam teknik kompilasi adalah mengatasi kesalahan syntax, jelaskan 4 strategi dalam pemulihan kesalahan tersebut!

Jawab:

Dalam teknik kompilasi, pengurai (parser) memiliki peran penting dalam mengatasi kesalahan syntax atau kesalahan dalam struktur gramatikal program. Ketika parser menemui kesalahan syntax, beberapa strategi pemulihan kesalahan dapat diterapkan. Berikut adalah empat strategi umum yang digunakan:

1. Pemulihan Kesalahan dengan Melewatkan Token (Token Skipping):

   Strategi ini melibatkan pengabaian token yang menyebabkan kesalahan dan melanjutkan proses parsing dengan token berikutnya. Parser akan mencoba menemukan titik yang tepat untuk melanjutkan analisis sintaksis, berdasarkan informasi yang tersedia dalam tabel gramatikal atau aturan bahasa.

   Contoh:

   ```

   if (condition)

       // Kode yang valid di sini

   else

       // Kode yang valid di sini

 

   // Kesalahan: Tidak ada token "else" setelah "if" tanpa blok kode

   ```

2. Pemulihan Kesalahan dengan Penyisipan Token (Token Insertion):

   Strategi ini melibatkan penyisipan token yang hilang atau salah ke dalam struktur syntax yang tidak valid. Pemulihan ini memungkinkan parser melanjutkan analisis dengan harapan menemukan struktur yang valid di sekitarnya.

 Contoh:

   ```

   if (condition)

       // Kode yang valid di sini

   else

       // Kode yang valid di sini

 

   // Kesalahan: Kurang kurung kurawal "{" setelah "else"

   ```

3. Pemulihan Kesalahan dengan Penggantian Token (Token Replacement):

   Strategi ini melibatkan penggantian token yang salah dengan token yang benar. Parser mencoba mengenali token yang benar yang akan menghasilkan struktur syntax yang valid.

   Contoh:

   ```

   for (int i = 0; i < 10; i++)

       // Kode yang valid di sini

 

   // Kesalahan: "fro" sebagai kesalahan ketik untuk "for"

   ```

4. Pemulihan Kesalahan dengan Hapus Token (Token Deletion):

   Strategi ini melibatkan penghapusan token yang salah atau ekstra yang mengakibatkan kesalahan syntax. Dengan menghapus token yang tidak valid, parser dapat melanjutkan analisis dengan harapan menemukan struktur yang valid di sekitarnya.

   Contoh:

   ```

   while (condition)

       // Kode yang valid di sini

 

   // Kesalahan: Kurang tanda kurung ")" setelah "condition"

   ```

Pilihan strategi pemulihan kesalahan dapat bervariasi tergantung pada bahasa pemrograman dan implementasi pengurai yang digunakan. Tujuan dari pemulihan kesalahan syntax adalah untuk memberikan umpan balik yang berguna kepada pengembang dalam menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam kode sumber.

 

Jumat, 09 Juni 2023

NAMA                       : NADILA DANTI LESTARI

NIM                            : 202031038

KELAS                      : G

MATA KULIAH        : TEKNIK KOMPILASI

 

SOAL:

Mencari studi kasus perusahaan yang berhubungan dengan Teknik Kompilasi!

 

PENJELASAN:  

Salah satu studi kasus yang relevan dengan penerapan teknik kompilasi adalah perusahaan yang mengembangkan kompilator bahasa pemrograman. Berikut adalah contoh studi kasusnya:

Perusahaan JetBrains

Perusahaan JetBrains adalah perusahaan teknologi yang fokus pada pengembangan bahasa pemrograman baru yang inovatif. Mereka ingin menciptakan bahasa pemrograman yang efisien, aman, dan mudah digunakan. Tim pengembang di perusahaan JetBrains menggunakan teknik kompilasi untuk menerjemahkan kode program dalam bahasa pemrograman tersebut menjadi instruksi-instruksi yang dapat dijalankan oleh mesin komputer.

Proses pengembangan bahasa pemrograman di perusahaan JetBrains melibatkan beberapa tahap dalam penerapan teknik kompilasi:

1. Desain Bahasa Pemrograman: Tim pengembang merancang sintaksis, semantik, dan fitur-fitur bahasa pemrograman baru. Mereka mempertimbangkan kebutuhan pengguna, kemudahan penggunaan, dan efisiensi dalam desain bahasa tersebut.

2. Implementasi Analisis Leksikal dan Sintaksis: Tim pengembang mengimplementasikan analisis leksikal dan sintaksis untuk memvalidasi dan menguraikan kode program dalam bahasa pemrograman. Mereka menggunakan alat-alat seperti generator lexer dan parser untuk membangun komponen ini.

3. Analisis Semantik dan Pemeriksaan Tipe: Setelah analisis sintaksis, tim pengembang melakukan analisis semantik dan pemeriksaan tipe data. Mereka memastikan penggunaan variabel yang benar, kesesuaian tipe data, dan konsistensi dalam penggunaan elemen bahasa pemrograman.

4. Generasi Kode Antarmedia (Intermediate Code): Setelah tahap analisis, tim pengembang menghasilkan kode antarmedia, yang merupakan representasi internal dari kode program yang dapat dijalankan oleh mesin komputer. Kode antarmedia ini dapat berupa kode perantara (intermediate representation) seperti pohon sintaksis abstrak (abstract syntax tree) atau kode perantara berbasis tumpukan (stack-based intermediate representation).

5. Optimasi Kode: Perusahaan JetBrains juga melibatkan teknik optimasi kode dalam kompilator mereka. Tim pengembang menerapkan strategi optimasi seperti eliminasi kode yang tidak perlu, optimasi ekspresi, penggabungan instruksi, dan banyak lagi untuk meningkatkan performa program yang dihasilkan.

6. Generasi Kode Mesin: Tahap terakhir melibatkan pengambilan kode antarmedia dan penghasilan kode mesin yang dapat dijalankan langsung oleh mesin komputer. Kode mesin ini biasanya dalam bentuk instruksi mesin spesifik atau kode bahasa rakitan.

Dengan menerapkan teknik kompilasi dalam pengembangan bahasa pemrograman mereka, perusahaan JetBrains dapat memastikan kualitas dan keberlanjutan bahasa pemrograman yang mereka kembangkan. Mereka juga dapat meningkatkan performa dan keamanan program yang ditulis dalam bahasa pemrograman tersebut.

Perusahaan JetBrains mengembangkan berbagai alat dan lingkungan pengembangan terintegrasi (Integrated Development Environment/IDE) yang didesain untuk berbagai bahasa pemrograman. Beberapa produk populer dari JetBrains meliputi:

1. IntelliJ IDEA: IntelliJ IDEA adalah IDE yang sangat populer untuk pengembangan aplikasi Java. IDE ini menyediakan fitur-fitur canggih seperti analisis kode yang cerdas, refactorisasi kode, pengujian otomatis, dan integrasi dengan berbagai alat pengembangan lainnya.

2. PyCharm: PyCharm adalah IDE yang dikembangkan oleh JetBrains untuk pengembangan aplikasi Python. IDE ini menyediakan dukungan penuh untuk bahasa Python, termasuk penyelesaian kode, debugging, pengujian otomatis, dan alat pengembangan web.

3. RubyMine: RubyMine adalah IDE untuk pengembangan aplikasi Ruby dan Ruby on Rails. IDE ini menyediakan fitur-fitur seperti analisis kode, penyelesaian kode cerdas, debugging, dan alat pengembangan web yang terintegrasi.

4. PhpStorm: PhpStorm adalah IDE yang ditujukan untuk pengembangan aplikasi berbasis PHP. IDE ini menyediakan alat pengembangan PHP yang lengkap, termasuk fitur-fitur seperti refactorisasi kode, penyelesaian kode, dan debugging.

Selain IDE tersebut, JetBrains juga mengembangkan alat-alat untuk bahasa pemrograman lain seperti Kotlin (Kotlin Native, Kotlin/JS), JavaScript (WebStorm), dan lain-lain. Perusahaan ini terus berinovasi dan berkontribusi pada pengembangan bahasa pemrograman dengan produk-produk yang mereka kembangkan.

JetBrains juga aktif dalam komunitas pengembang dan mendukung bahasa pemrograman open-source dengan menyediakan versi komunitas gratis dari beberapa produk mereka. Hal ini memungkinkan pengembang dari berbagai latar belakang untuk menggunakan alat-alat berkualitas tinggi dalam pengembangan perangkat lunak mereka.


Perusahaan Google

Google memiliki beberapa proyek atau studi kasus yang berhubungan dengan kompilasi. Berikut ini adalah beberapa contoh atau studi kasus proyek Google terkait dengan kompilasi:

 

LLVM

Google merupakan kontributor aktif dalam pengembangan proyek LLVM (Low-Level Virtual Machine). LLVM adalah infrastruktur pengembangan perangkat lunak yang mencakup kompilator, assembler, dan tools lainnya. Google menggunakan LLVM dalam banyak produk dan proyek internal mereka. Mereka berkontribusi pada pengembangan proyek LLVM dan menggunakan LLVM sebagai komponen kunci dalam proyek-proyek seperti bahasa pemrograman Go dan Swift.

Meskipun Google menggunakan LLVM dalam berbagai proyek dan produknya, Google bukanlah kontributor utama dalam pengembangan proyek LLVM. Google lebih fokus pada pengembangan dan kontribusi terhadap proyek-proyek seperti V8 dan TensorFlow.

LLVM (Low-Level Virtual Machine) adalah proyek open-source yang dikembangkan oleh LLVM Foundation dan memiliki kontributor dari berbagai perusahaan dan komunitas, termasuk Google. LLVM menyediakan infrastruktur kompilasi yang kuat dengan komponen seperti kompilator, linker, optimizer, dan tools lainnya.

Google menggunakan LLVM dalam beberapa proyek internalnya, tetapi kontribusi utama Google dalam kompilasi berfokus pada pengembangan V8, mesin JavaScript yang digunakan di browser Chrome, dan TensorFlow, platform machine learning. Google telah melakukan inovasi dan peningkatan signifikan pada kedua proyek tersebut untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi kompilasi. Jadi, meskipun Google terlibat dalam proyek LLVM, mereka bukanlah kontributor utama dalam pengembangan proyek tersebut. Namun, mereka berfokus pada pengembangan V8 dan TensorFlow yang berhubungan dengan kompilasi.


V8

V8 adalah mesin JavaScript open-source yang dikembangkan oleh Google. Mesin ini bertanggung jawab untuk mengkompilasi dan menjalankan kode JavaScript di browser Chrome. V8 menggunakan teknik kompilasi Just-In-Time (JIT) untuk mengoptimalkan kinerja eksekusi JavaScript. Google secara terus-menerus mengembangkan V8 dengan inovasi baru untuk meningkatkan kinerja JavaScript di browser Chrome, meskipun sekarang juga digunakan di aplikasi lain di luar lingkungan browser. Berikut ini beberapa informasi lebih lanjut tentang V8:

·  Kompilasi Just-In-Time (JIT): V8 menggunakan teknik kompilasi Just-In-Time (JIT) untuk meningkatkan kinerja eksekusi JavaScript. JIT compilation adalah pendekatan yang mengkompilasi kode JavaScript menjadi kode mesin secara dinamis saat program berjalan. Ini memungkinkan V8 untuk menghasilkan kode yang dioptimalkan untuk eksekusi langsung.

·  Optimisasi Kode: V8 memiliki kemampuan untuk melakukan optimisasi kode secara dinamis saat program berjalan. Melalui analisis dan pemantauan kinerja kode JavaScript, V8 dapat menerapkan berbagai teknik optimisasi, seperti inlining, eliminasi pembuatan objek yang tidak perlu, dan penghilangan kode mati. Ini membantu meningkatkan kecepatan dan efisiensi eksekusi kode JavaScript.

·   Ekosistem Node.js: V8 juga digunakan sebagai mesin runtime dalam platform Node.js. Node.js memungkinkan pengembang untuk menjalankan JavaScript di sisi server, dan V8 berperan penting dalam menyediakan kinerja yang tinggi dan efisien dalam eksekusi kode JavaScript di lingkungan Node.js.

·  Pengembangan Terbuka: V8 dikembangkan sebagai proyek open-source, yang berarti kode sumbernya tersedia untuk umum dan dapat diakses oleh komunitas pengembang. Hal ini memungkinkan kolaborasi dan kontribusi dari berbagai pihak, serta memungkinkan pengguna untuk mempelajari dan memodifikasi V8 sesuai kebutuhan mereka.

·    V8 telah mengalami banyak inovasi dan pengembangan dari Google dan komunitas pengembang yang berkontribusi. Ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan performa dan kemampuan eksekusi JavaScript di browser Chrome dan platform Node.js.

 

Bazel

Bazel adalah sistem build open-source yang dikembangkan oleh Google. Bazel memberikan infrastruktur untuk mengompilasi, menguji, dan membangun perangkat lunak dengan efisien. Bazel mendukung berbagai bahasa pemrograman dan dapat digunakan untuk proyek-proyek besar yang melibatkan banyak komponen yang saling tergantung. Google menggunakan Bazel secara luas untuk mengelola build dan kompilasi dalam proyek-proyek internal mereka. Sistem ini dirancang untuk memudahkan pengembangan perangkat lunak yang besar, terutama proyek-proyek dengan dependensi yang kompleks dan berbagai komponen yang saling terhubung. Berikut ini beberapa informasi lebih lanjut tentang Bazel:

·   Build dan Kompilasi Efisien: Bazel menyediakan cara efisien untuk melakukan build dan kompilasi perangkat lunak. Bazel menggunakan pendekatan yang disebut "incremental build" yang memungkinkan hanya bagian yang berubah dari proyek yang dikompilasi ulang, mengurangi waktu yang diperlukan untuk membangun proyek secara keseluruhan. Bazel juga dapat memanfaatkan caching sehingga kompilasi hanya dilakukan jika ada perubahan yang relevan dalam kode sumber atau dependensi.

·  Skalabilitas: Bazel didesain untuk skalabilitas, artinya ia mampu mengelola proyek-proyek yang sangat besar dengan ratusan ribu atau bahkan jutaan file sumber. Bazel menggunakan pendekatan yang terpusat pada dependensi, yaitu hanya membangun komponen yang berubah atau yang bergantung pada perubahan, daripada membangun seluruh proyek.

·   Bahasa Pemrograman yang Didukung: Bazel mendukung berbagai bahasa pemrograman, termasuk C++, Java, Python, Objective-C, Go, dan banyak lagi. Ini memungkinkan pengembang untuk menggunakan Bazel dalam beragam proyek dengan bahasa pemrograman yang berbeda.

·  Platform yang Mendukung: Bazel dapat digunakan di berbagai platform, termasuk Linux, macOS, dan Windows. Ini memungkinkan pengembang untuk menggunakan Bazel dalam berbagai lingkungan pengembangan perangkat lunak.

·  Ekosistem Build dan Toolchain: Bazel memiliki ekosistem yang berkembang dengan dukungan dan integrasi dengan berbagai alat pengembangan dan build lainnya. Misalnya, Bazel dapat berintegrasi dengan Git untuk manajemen versi, dan juga mendukung integrasi dengan berbagai alat tes, seperti Google Test dan JUnit.

·   Bazel telah digunakan secara luas di dalam Google untuk mengelola proyek-proyek yang kompleks. Selain itu, Bazel juga digunakan oleh berbagai organisasi dan komunitas pengembang di luar Google yang menghargai fitur-fitur skalabilitas, efisiensi, dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh sistem build ini.

 

TensorFlow

TensorFlow adalah platform open-source untuk komputasi numerik dan machine learning. Google mengembangkan TensorFlow dengan menggunakan infrastruktur kompilasi yang kuat. TensorFlow menyediakan kompiler khusus yang mengoptimalkan graf komputasi untuk performa yang lebih baik pada berbagai perangkat keras. Kompilasi dalam TensorFlow memungkinkan pengguna untuk mengoptimalkan dan menjalankan model machine learning dengan efisien. Platform ini dirancang untuk mempermudah pengembangan dan pelatihan model machine learning dengan menggunakan graf komputasi yang terdiri dari serangkaian operasi matematika. Berikut ini beberapa informasi lebih lanjut tentang TensorFlow:

· Graf Komputasi: TensorFlow memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan dan menjalankan graf komputasi. Graf ini terdiri dari serangkaian operasi matematika yang membentuk aliran data dari input ke output. TensorFlow menggunakan model pemrograman berorientasi graf yang memungkinkan para pengembang untuk membangun, melatih, dan menerapkan model machine learning dengan fleksibilitas tinggi.

·  Multi-platform: TensorFlow mendukung berbagai platform, termasuk desktop, server, perangkat mobile, dan lingkungan cloud. Ini memungkinkan pengguna untuk mengembangkan dan menjalankan model machine learning di berbagai lingkungan dengan menggunakan TensorFlow.

·   Pustaka dan Alat Tambahan: TensorFlow menyediakan pustaka utama yang mencakup fungsi-fungsi dasar untuk komputasi numerik dan pembelajaran mesin. Selain itu, TensorFlow juga memiliki ekosistem yang luas dengan berbagai pustaka dan alat tambahan yang dikembangkan oleh komunitas, seperti Keras (interface tingkat tinggi untuk membangun model machine learning), TensorFlow.js (implementasi TensorFlow untuk JavaScript), dan TensorFlow Lite (untuk aplikasi di perangkat mobile dan edge devices).

·   Kompatibilitas dengan Hardware: TensorFlow dapat dioptimalkan untuk berbagai jenis perangkat keras, termasuk CPU, GPU, dan TPU (Tensor Processing Unit). Ini memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan kekuatan komputasi yang tersedia pada hardware yang mereka gunakan, meningkatkan kinerja dan efisiensi komputasi.

·  Komunitas Pengembang: TensorFlow memiliki komunitas pengembang yang aktif, dengan sumber daya belajar, tutorial, dan dokumentasi yang kaya. Komunitas ini berkontribusi pada pengembangan TensorFlow dan berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam penggunaan platform ini.

·  TensorFlow telah digunakan dalam berbagai aplikasi dan proyek machine learning, termasuk pengenalan wajah, deteksi objek, pemrosesan bahasa alami, dan banyak lagi. Dengan kemampuannya yang kuat dan fleksibel, TensorFlow telah menjadi salah satu platform yang populer dan banyak digunakan dalam pengembangan model machine learning di berbagai industri.

Ini hanya beberapa contoh proyek Google yang berhubungan dengan kompilasi. Google terus aktif dalam mengembangkan teknologi kompilasi dan berkontribusi pada proyek-proyek open-source untuk meningkatkan performa dan efisiensi perangkat lunak di berbagai domain. 

Sabtu, 16 Oktober 2021

Seven Segment (Katoda)

 

Nama : Nadila Danti Lestari

NIM : 202031038 (Genap)

Mata Kuliah : Teknik Digital


Seven Segment Display (Katoda)


1. Pengertian Seven Segment Display

Seven Segment Display adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Pertama kali Seven Segment Display diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).

Seven Segment Display memiliki 7 Segmen disetiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka dan huruf Hexadecimal dari A sampai F yang diinginkan. Angka-angka yang ditampilkan mulai dari 0  sampai dengan 9 dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).

Fungsi–fungsi Seven Segment dalam kehidupan sehari hari, yaitu :

- Untuk jam digital

- Untuk papan score pada olahraga

- Untuk Calculator

- Untuk Tulisan SELAMAT DATANG pada Bank, gerbang tol dll.

- Untuk Microwave

 

2. Jenis-jenis Seven Segment Display

Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah common Cathode dan Common Anode.

Yang akan saya jelaskan adalah Common Katoda :

-) LED 7 Segmen Common Katoda

Common Katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki katoda LED dalam seven segmen dengan common katoda akan aktif apabila diberi logika tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.

Berikut adalah Tipe Common Katoda :

 

Tipe Common Katoda

3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inputan bilangan biner pada switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.

Cara Kerja Seven Segment Display :

Cara kerja Seven segment Display secara sederhananya adalah sebagai berikut :

- Untuk memunculkan angka 0 maka bagian-bagian yang harus dihidupkan adalah a,b,c,d,e,f.

- Untuk menyalakan 7 segment dapat dilakukan secara langsung dengan memberi logika 1 pada jenis common cathode dan memberi logika 0 pada common anode. Tetapi bila kita mau menampilkan data dari input biner maka kita memerlukan decoder biner ke 7 segment

Catatan : 1 = ON (High), 0 = OFF (Low).

Tabel kebenaran

angka   h      g       f        e       d       c       b       a     HEXA

0          0      0       1       1       1       1       1       1       3FH

1          0      0       0       0       0       1       1       0       06H

2          0      1       0       1       1       0       1       1       5BH

3          0      1       0       0       1       1       1       1       4FH

4          0      1       1       0       0       1       1       0       66H

5          0      1       1       0       1       1       0       1       6DH

6          0      1       1       1       1       1       0       1       7DH

7          0      0       0       0       0       1       1       1       07H

8          0      1       1       1       1       1       1       1       7FH

9          0      1       1       0       1       1       1       1       6FH



Andaikan ingin ditampilkan angka satu (1) pada Seven Segment, maka LES dengan label “b” dan “c” diaktifkan. Maka jika digunakan seven segment common katoda, kondisi logika pada terminal a = 0, b = 1, c = 1, d = 0, e = 0, f = 0, g = 0 dan h = 0, sedangkan terminal common dihubungkan ke ground. Kondisi logika terminal “a” sampai “h” untuk seven segment common anoda adalah komplemen dari common katoda dan terminal common dihubungkan ke Vcc.

 

Perbedaan Common Anoda dan Common Katoda :

- Common Anode adalah nilai common atau pin yang berlogika atau bernilai positif sedangkan Common Cathode berlogika atau bernilai negatif. Misal kita ambil contoh seven segment tipe anode (anoda) dan cathode (katoda). Di sebelah kanan adalah 7 segment tipe anoda sedangkan di sebelah kiri tipe katoda.

- Common adalah pin yang terhubung ke semua segment. common cathode, seperti telah dijelaskan tadi, berfungsi sebagai GND sehingga logika yang diberikan kepada segment adalah active high atau 1. common anode sebagai vcc sehingga logika yang diberikan kepada segment adalah active low atau 0. Oleh karena fakta tersebut, bisa juga disimpulkan bahwa common cathode adalah active high sedangkan common anode adalah active low.


Jumat, 15 Oktober 2021

7 Segmen Display (Anoda)

 

Nama : Nadila Danti Lestari

NIM : 202031038

Mata Kuliah : Teknik Digital

IT PLN 


Seven Segment Display (7 Segment Display) (Jenis Anoda)


1. Pengertian

Seven Segment Display atau 7 Segment Display adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Pertama kali Seven Segment Display diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode). Seven Segment Display biasanya digunakan pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital .

Seven Segment Display memiliki 7 Segmen disetiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka dan huruf Hexadecimal dari A sampai F yang diinginkan. Angka-angka yang ditampilkan mulai dari 0  sampai dengan 9 dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).


2. Jenis-jenis

Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah LED 7 Segmen common Cathode dan LED 7 Segmen Common Anode.

LED 7 Segmen Common Anode



Common anoda adalah pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau LOW. 

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) guna untuk menjalankan fungsinya dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.


3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inputan bilangan biner pada switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal. Catatan : 1 = ON (High), 0 = OFF (Low).

Tabel kebenaran :

Common anoda



Nadila Danti Lestari - Menjawab Level 2 Nomor 14 dan 15

 Nama : Nadila Danti Lestari NIM     : 202031038 Kelas     : G Mata kuliah : Teknik Kompilasi Menjawab soal level 2 pada nomor 14 dan 15  14...